Nama : Nurma Yeni Yuli Lestari Kelas : 1 KA 35 NPM : 15111365 Dosen : Retmiarti
MANUSIA
DAN TANGGUNG JAWAB
1. MAKNA TANGUNG
JAWAB
1.1 Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Dalam kehidupan sehari-hari arti
dari tanggung jawab itu sendiri ialah menanggung perbuatan-perbuatan yang sudah
pernah kita perbuat sebelumnya,
1.2 Macam-macam Tanggung Jawab
(a)
Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggug jawab terhadap diri sendiri
menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam
mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
(b)
Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri,
ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
(c)
Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.
(d)
Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia
terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
2.Makna Pengabdian
2.1 pengertian pengabdian
Pegabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu ikatan dan semua
itu dilakukan dengan ikhlas. Sebagai contohnya yaitu sebagai mahasiswa turut
belajar dengan tekun. Itu merupakan cara pengabdian yang sederhana kepada
negara dan Menaati dan turut serta membangun bangsa agar menjadi bangsa yang
lebih baik.
3. Makna
pengorbnan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang
berarti persembahan, sehingga pengorbanan beraratipemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandungkeikhalasan
yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran
moral yang tulus.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan
dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan,bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa adatransaksi, kapan sja
diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan
pengorbanan lebih banyakmenunjuk pada
pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam
pengabdian selalu dituntutpengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu
menuntut pengabdian.
Opini: Dari pokok pembahasan di
atas, menurut saya sebuah tanggung jawab yang kita terima harislah dijalankan
dengan baik dan penuh dedikasi terhadapnya, karena hal ini akan memiliki dampak
langsung kepada diri kita. Sebagai contoh studi kasus, di sebuah perusahaan
terdapat seorang atasan yang memberikan tanggung jawab kepada pegawainya berupa
proyek besar yang harus diselesaikan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Kemudian pegawai tersebut dengan sungguh-sungguh segera melaksanakan tugas
tersebut dengan baik meskipun harus mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya,
akhirnya tugas tersebut pun dapat selesai tepat waktu sesuai keinginan sang
atasan, tidak lama kemudian pegawai tersebut dinaikkan jabatannya dan diberikan
proyek yang lebih besar lagi. Dari studi kasus tersebut maka menurut pendapat
saya setiap tugas atau tanggung jawab yang orang lain berikan kepada kita
merupakan suatu faktor penguji yang diberikan seseorang terhadap pribadi kita
akan kesadaran dan dedikasi kita terhadap sebuah pekerjaan sehingga nantinya
akan membangun kepercayaan seseorang tersebut kepada kita. Kemudian dalam hal
pengorbanan yang dilakukan dalam sebuah tanggung jawab menurut saya akan ada
hasilnya yang setimpal dengan pengorbanan yang kita lakukan, hasil dari
pengorbanan tersebut baik positif maupun negative, cepat atau lambat akan kita
rasakan. Oleh sebab itu lakukan lah tanggung jawab kita dengan siap sedia,
berani, dan bersungguh-sungguh, agar pengorbanan yang dilakukan berbuah
memuaskan.
Nama : Nurma Yeni Yuli Lestari Kelas : 1 KA 35 NPM : 15111365 Dosen : Retmiarti
Manusia dan Kegelisahan
A.
Pengertian kegelisahan
Kegelisahan
merupakan penyakit jiwa yang paling sering terjadi di masyarakat, bahkan jumlah
orang yang rutin melakukan pemeriksaan jiwa dan saraf, serta mereka yang mengalami
problem-problem psikologis-terutama kegelisahan-terus bertambah. Hal ini
ditegaskan oleh penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika dan Inggris.
Badan statistik di Amerika mengungkapkan bahwa 85% orang yang sakit jiwa
terkena kegelisahan. Secara umum kegelisahan terjadi pada anak-anak kecil, atau
pada masa-masa puber dan awal-awal menginjak dewasa, atau pada orang-orang yang
sudah lanjut usia, atau juga pada sebagian besar siswa dan pelajar.
Kegelisahan
tidak lain adalah reaksi natural psikologis dan phisiologis akibat ketegangan
saraf dan kondisi-kondisi kritis atau tidak menyenangkan. Pada masing-masing
orang terdapat reaksi yang berbeda dengan yang lain, tergantung
faktor-faktornya, dan itu wajar. Adapun bahwa manusia selalu merasa gelisah
hingga membuatnya mengeluarkan keringat dingin, jantungnya berdetak sangat
kencang, tekanan darahnya naik pada kondisi apa pun; maka ini sebenarnya sudah
melewati batas rasional.
Sebenarnya
terdapat “kegelisahan” yang dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat dalam
menghadapi tantangan, untuk menjaga keseimbangan dinamika internal atau untuk
meneguhkan diri, bahkan untuk menggapai ketenangan jiwa—yang merupakan tujuan
setiap manusia-dan untuk meraih kesuksesan dalam mengarungi kehidupan.
Sedangkan
“kegelisahan negatif” (al-qalq as-salabĂ®y) adalah kegelisahan yang
berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti
pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali
tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk
berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam
‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. “Kegelisahan positif”
merupakan dasar kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit
dalam memecahkan banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan,
kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang
secara tiba-tiba dan tak terduga.
B.
Sumber – Sumber Kegelisahan
sumber
kegelisahan itu bukan dari luar diri, tetapi dari dalam diri. Karena faktor
luar diri itu tidak dominan, Meskipun kita mampu menyelesaikan problem itu
dengan cara menyelesaikan pokok masalahnya dari luar, tapi ia akan dirundung
kegelisahan dalam bentuk lain. Begitu seterusnya tak pernah selesai.
Sebagai
contoh, ketika kita berada pada puncak kesedihan karena masalah ekonomi, kadang
kita tidak memperhatikan bahwa dititik kulminasi itu ada rasanya. Kita malah
terbuai dengan hal lain yang mengganggu pikiran kita. Padahal di titik
kesedihan itu ada geliat jiwa yang berpotensi untuk menyelesaikannya. Biarkan
jiwa kita merasakan getaran “sedih” itu. Rasakan bagaimana ia menemukan
penyelesaian dengan kejernihan hati dan kepasrahan kepada Tuhan, Sang Pemilik
Jiwa. Dialah yang memberi ketenangan dan kedamaian hati. Lepaskan duka kita
kepada Allah. Biarlah Dia yang membimbing dan menuntun hati kita. Berserah
dirilah kepada-Nya secara total.
Jangan
sampai kita malah terjebak pada hasrat, keinginan, harapan, cita-cita, dan
angan belaka, tanpa mengetahui apa hakikat jiwa. Buang jauh-jauh prasangka
buruk pada diri dan pada Allah. Uang tak akan menyelesaikan masalah kita.
Meskipun pada waktu itu uang dapat menyelesaikan problem ekonomi kita, tapi
kita akan mendapat kegelisahan dan kesedihan berikutnya, baik dalam bentuk yang
sama ataupun dalam bentuk yang berbeda.
C.
Makna Keterasingan
Keterasingan
berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal,sehingga kata terasing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi
kata terasingberarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan,
terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalahbagian hidup
manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan
sudah tentu dengan sebabdan kadar yang berbeda satu sama lain.
D.
Makna Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang,tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami
kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itubergangung
pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian,
frustasi dapatmengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari
keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku,keras kepala,
sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.
E.
Makna Ketidakpastian
Ketidak
pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas.
Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu,keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul
yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi.Ketidak
konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Beberapa sebab orang tak dapatberpikir dengan tidak pasti ialah:
Obsesi
Phobia
Kompulasi
Hysteria
Delusi
Halusinasi
Keadaan emosi
OPINI : Kegelisahan memang selalu ada pada diri kita masing-masing.
Kegelisahan itu banyak macamnya, ada yang gelisah karena takut kehilangan harta
dan jabatan, gelisah karena akan dosa-dosanya selama di dunia, gelisah karena
takut menghadapi masa depan yang kelam dan masih banyak lg yang lainnya. Cara
mengatasi rasa kegelisahan adalah dengan niat dari hati kita sendiri kalau kita
mau melakukan hal itu, di buktikan dengan tindakan dan perbuatan yang akan kita
lakukan, dan tak pula juga berdoa kepada allah agar kita di beri kemudahan
untuk melakukannya.
Nama : Nurma Yeni Yuli Lestari Kelas : 1 KA 35 NPM : 15111365 Dosen : Retmiarti
Manusia
dan Pandangan Hidup
Pengertian
Ideologi
Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sainstentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan
sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak
(tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologiMarxisme).
Pengertian
pandangan Hidup
Pandangan
Hidupmerupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan
jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan
individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu
pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang
sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang
sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti
yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah
ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah
kehidupan sehari – hari. Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran
secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja
tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga
mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.
Mereka
berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah
musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk
tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan
sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat,
bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang
lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi
pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang
– orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan
mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam
menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau
diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain,
seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu
akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan.
Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan
lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka
juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang –
orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut
tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti
yang kita lihat sekarang ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak
yang tertangkap tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan
bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga
siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada,
karena mereka bisa membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk
masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup
pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah
pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih
banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri satu persatu.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan
hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri atas tiga macam.
Pandangan hidup yang berasal
dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa
ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada
Negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan
yakni pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pandangan
Hidup Muslim
Fungsi
dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi.
Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan
tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan
ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah,
yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah
itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa
yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah
manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa
mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat
yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia.
Pengertian Cita-cita
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang
selalu ada di dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau
dilaksanakan) dimana untuk mewujudkannya, kepentingan pribadi harus
dikesampingkan. Banyak orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan
khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau
impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau
lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak dapat direalisasikan.
Dari
kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk
menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan
adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan
bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita
yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas,
inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung
tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk
menghayal yang tidak-tidak.
Dalam
bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita
bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang
punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress,
lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterunya.
Tidak
semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita,
maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak
dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar
cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau
melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Tapi
jangan lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk
surga pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita
pada dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita
mati tidak membawa apa-apa selain amal ibadah kita.
Hidup
akan berguna jika kita lebih banyak memberi dan sedikit menerima. Banyak
berbuat kebaikan dan melawan kejahatan jauh lebih membanggakan daripada hidup
jadi penjahat dan mengejar kenikmatan dunia / hedonisme. Manusia tidak akan
puas dengan harta, oleh karena itu hiduplah sederhana dan banyak memberi.
Dengan begitu kelak di akhirat kita bisa tersenyum bangga atas kemenangan kita
selama hidup di dunia.
Pengertian dan Makna Kebajikan
Prinsip
bahwa kebajikan merupakan suatu pengetahuan adalah bahwa untuk mengatahui
kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan. kejahatan, kekeliruan atau semacanya
muncul karena kurangnya pengetahuan, ketidakacuhan, dan ketiadaan lainnya. jika
mengetahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya
datang dari kegagalan untuk mengetahui apa yang baik. “Tak ada orang yang
melakukan kejahatan secara sukarela”, kalau mengetahui kebaikan tentang sesuatu
(dalam hal apapun itu), seseorang tak mungkin bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin
kita sering mendengar orang berkata “saya bertindak berlawanan dengan
penilaianku yang lebih baik”, atau “saya benar-benar lebih tahu?”. mungkin hal
ini konyol, karena jika kita benar-benar lebih tahu, jikan kita bear-benar
lebih paham tentang hal yang lebih baik untuk dilakukan maka kita pasti akan
melakukannya. jika kita benar-benar memiliki penilaian yang lebih baik dari
yang kita gunakan, maka kita pasati bertindak berdasarkan penilaian tersebut,
dan bukannya berlawanan. ketkan seseorang melakukan tindak kejahatan atau
kekliruan, pastilah itu didasarkan pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada
eksesnya, ada keuntungannya. seorang pencuri tahu bahwa mencuri itu adalah
salah, tapi dia mencuri cincin berlian karena dia meyakini bahwa hal itu akan
memikat perempuan, atau akan membuat dia kaya sebagai keuntungannya. begitu
pula orang-orang yang menghabiskan hidupmya demi mengejar kekuasaan, gengsi
atau kekayaan. mereka melakukannya karena berpikir bahwa salah satu dari
tindakan itu akan membawa kebahagiaan bagi mereka.
Seseorang
harus tahu sifat alamiah manusia, supaya mengerti apa yang baik bagi manusia
dan apa yang akan bisa membawa kebahagiaan, serta supaya mengerti bagaimana
hidup dan apa yang harus dikejar untuk diraih. tanpa memperhatikan ini, tak
akan pernah tahu apa yang baik bagi manusia dalam sebuah kehidupan, mengejar
demi mencapai sesuatu namun tak pernah mendapatkan kebahagiaan, kehidupan
seperti bisa dikatakan “kehidupan yang tak teruji, sedangkan kehidupan yang tak
teruji tidak layak disebut hidup” (Socrates : Seri Petualangan Filsafat).
Faktor-faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
Faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal . Pertama
faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seorang
masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai
oleh orang tua. Tetapi mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan
yang sama. Hal itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung
faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak ;pada saat konsepsi
saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang
bermacam-macam juga (prinsip variasi ketentuan).Namun mereka yang bersaudara
memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata yaitu sifat rata-rata yang dimiliki
oleh mereka yang saudara kandung ( prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi
atau pembuahan itulah terjadi pembentukan tepramen seseorang.
Faktor
kedua yang menentekuan tingkah laku seseorang adalah lingkungan. Lingkungan
yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadi setelah seorang anak
lahir ( masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam
pertama ). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Alam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak
yang lebih tua merupakan panutan seseorang sehingga yang dianut sebagai teladan
berbuat yang baik-baik maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan
baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru,
sementara itu teman-teman sekolah ikut serta memberikan andilnya. Dalama
lingkungan sekolah tokoh panutanseorang anak sudah memiliki posisi yang lebih
luas dibandingkan dalam keluarga. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang
menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah
anak-anak menjadi dewasa. Tokoh-tokoh dalam rumah tangga sekolah dan masyarakat
yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari
benda-benda atau peralatan dalam linggkungan tersebut merupakan non person.
Karna itu dalam pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak kota lebih
trampil dibandingkan dengananak-anak pedesaan, namun dalam hubungan
bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak dari daerah pedesaan lebih
unggul.
Faktor
ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
pengalaman yang khas yang pernah di peroleh. Baik pengalaman pahit yang
sifatnya negatif maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan
bekal pada manusia yang selalu di pergunakan sebagai pertimbangan sebelum
seorang mengambil tindakan.
Pengertian
Usaha/Perjuangan
Usaha
atau perjuangan adalah bentuk kerja keras untuk mewujudkan tujuan atau
cita-cita. Tanpa adanya usaha, hidup manusia tak ada artinya. Manusia
diciptakan berakal dan berindra, di mana apa yang dititipkan-Nya harus
dipotensialkan sesuai kemampuannya.
Perjuangan
merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan. Perjuangan merupakan
bentuk dari serangkaian upaya yang dilakukan. Ketika berupaya untuk meraih apa
yang kita inginkan, kita tentu membutuhkan serangkaian action,
strategi dan perilaku yang tepat. Pengulangan ketiganya secara terus menerus
melalui perbaikan dan pengembangan yang dibutuhkan sesungguhnya merupakan inti
dari perjuangan hidup.
Kedua
adalah perwujudan, yang mengartikan perlunya implementasi dan hasil nyata.
Ketika suatu tujuan telah ditetapkan dan ingin dicapai maka langkah berikutnya
harus disertai dengan implementasi. Disetiap proses perjuangan selalu
membutuhkan implementasi nyata. Hasil nyata akan terwujud apabila kita bisa
menjaga proses implementasi dengan baik dan benar. Hasil yang mampu dicapai
merupakan wujud dari sebuah perjuangan.
Perjuangan
tidak selalu identik dengan lamanya kita melakukan proses implementasi untuk
mewujudkan keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang
lebih singkat dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu
lainnya justru sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya,
strategi, situasi dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari
lingkungan eksternal amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah
perjuangan harus dilakukan.
Ketiga
adalah kata-kata. Kata-kata adalah sesuatu yang kita ucapkan baik secara
internal maupun eksternal. Serangkaian kata-kata merupakan alat komunikasi.
Perjuangan membutuhkan kata-kata untuk mengkomunikasikan tujuan yang akan dan
telah dicapai. Kata-kata akan semakin memperjelas proses perjuangan yang sedang
dan telah dilakukan.
Pengertian
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah
suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan
merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar — atau,
keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia
pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari
bahwa keyakinan itu keliru. Kepercayaan adalah suatu keadaan
psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.
Langkah-langkah
Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap
manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat
mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu,
yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai
tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik yakni:
Mengenal
Mengenal
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke
dunia.
Mengerti
Tahap kedua
untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita
berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara.
Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita
mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu
mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup
itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka
menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup,
bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai
isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan
menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang
pandangan hidup itu sendiri.
Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka
hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini
ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Mengabdi
Pengabdian
merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu
sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akhirat.
Opini: Dari uraian diatas, menurut saya
pandangan hidup setiap orang akan menentukan cara orang tersebut bertindak dan
berperilaku di dalam kehidupannya. Hal ini akan mempengaruhi setiap langkah dan
keputusan yang dipilihnya sehingga hal ini akan mempengaruhi cita-cita dan masa
depannya. Agar kehidupan yang kita jalani ini berjalan dengan baik dan
tercapainya keinginan kita akan cita-cita dan sesuatu yang kita dambakan maka
cara pandang yang baik akan sangat membatu kita untuk mencapai semua itu. Untuk
memiliki cara pandang yang baik dapat dilakukan dari awal atau biasa kita kenal
dengan pembentukan mental dan karakter, dimana kita harus membentuk mental yang
baik dan kuat sehingga karakter kita atau pun cara pandang kita akan
hidup ini akan menjadi baik dan akan membawa kebaikan dalam hidup kita.
Pembentukan
pandangan hidup yang baik pun akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal seperti lingkungan sekitar kita yang dapat berdampak baik maupun
buruk, tetapi apabila kita memiliki mental yang baik, maka faktor eksternal
tersebut tidak akan terlalu banyak membawa dampak buruk pada cara pandang kita,
bahkan bisa membawa lebih banyak lagi dampak positif. Sehingga kita dapat
memiliki cara pandang hidup yang baik dan akan lebih mudah bagi kita untuk
meraih cita-cita yang kita inginkan.
Nama : Nurma Yeni Yuli Lestari Kelas : 1 KA 35 NPM : 15111365 Dosen : Retmiarti
MANUSIA DAN KEADILAN
Pengertian Keadilan
Keadilan
menurut aristoteles keadilan merupakan kelayaka dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem
yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Kedua
ujung tersebut menyangkut dua orang atau benda. Dan kedua orang tersebut
atau kedua benda tersebut harus mepunyai porsi atau ukuran yang sama itu
yang dinamakan adil dan jika tidak seukuran itu namanya ketidal adilan. Arti
mudahnya keadilan adalah tidah berat sebelah atau bisa di sebut dengan sama.
Setiap kehidupan manusia dalam
melakukan aktivitas nya pasti pernah mengalami perlakuan yang tidak adil.
Jarang sekali kita mengalami perlakuan yg adil dari setiap aktivitas yang kita
lakukan. Dimana setiap diri manusia pasti terdapat suatu dorongan atau
keinginan untuk berbuat jujur namun terkadang untuk melakukan kejujuran itu
sangatlah sulit dan banyak kendala nya yang harus di hadapi, seperti keadaan
atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.
Dampak positif dari keadilan itu
sendiri dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi, karena ketika
seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba
untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Dan
dengan cara itulah yang dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi
seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun hingga bahkan
membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Macam-Macam Keadilan
1.
Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dan
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasamya paling cocok
baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan, Sunoto menyebutnya
Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada bagian-hagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud
dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara
baik.
2.
Keadilan Distributif
Aristoles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice
is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun
dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara
Ali dan Budi. yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima
Rp. 100.000.- maka Budi harus menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar
hadiah Ali dan Budi sama justru hal tersebut tidak adil.
3.
Keadilan Komutatif
Keadilan
ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam rnasyarakat Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan
ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam
masyarakat.
OPINI : menurut saya keadilan sangat dibutuhkan
dalam kehidupan didunia ini. Tanpa adanya keadilan hidup tidak akan
terasa damai, karena orang orang akan merasa iri atau tidak adil. Dengan adanya
keadilan dalam hidup hidup akan lebih indah dan lebih sejahtera serta hidup akan
terasa harmonis.